Kamis, 12 Juli 2012

Dunia… oh, dunia…kenikmatan tiada tara


Dunia ibarat air laut
Diminum hanya menambah haus
Nafsu bagaikan fatamorgana di padang pasir
Panas yang membakar disangka air
Dunia dan nafsu hanya bayang-bayang
Disangka ada, ditangkap hilang
-Raihan-

Dunia memang selalu menggoda. Dunia selalu tampak indah dan menawan. Ia cantik mempesona dan memikat hati banyak manusia. Bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda, "Dunia itu hijau dan manis" (HR. Muslim no. 7124). Ya, dunia memang penuh kesenangan dan kenikmatan.

Namun, dunia juga merupakan cobaan. "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya" (QS. Al Kahfi: 7).

(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (QS. Al Mulk: 2)

Sebenarnya, banyak orang yang telah memahami hakikat dunia ini, namun masih banyak pula yang terjebak di dalamnya. Yang paling menyedihkan adalah, orang yang tidak mengerti sama sekali hakikat dunia. Mereka adalah orang-orang yang terombang-ambing dalam pusaran gelombang hawa nafsu yang sengaja dipasang oleh syetan untuk dijadikan perangkap dalam menyesatkan manusia.

Jauh-jauh hari, para ulama telah memperingatkan kita akan bahaya dunia jika tidak dipahami secara benar. Imam Ghazali dalam kitabnya, Al Ihya, menulis satu bab khusus berisi tentang hakikat dunia dan seluk beluknya secara mendetail. Hadis-hadis yang secara tegas menggambarkan betapa hinanya dunia pun sangatlah banyak.

Suatu hari, Rasulullah SAW melewati sebuah bangkai kambing yang tergeletak di tanah, lalu beliau bersabda, "Tidakkah kalian lihat betapa hinanya bangkai ini?". Para sahabat menjawab, "Karena hina itulah pemiliknya membuangnya, wahai Rasulullah." Kemudian beliau bersumpah, "Demi Allah yang menggenggam jiwaku, sungguh dunia lebih hina di mata Allah daripada bangkai kambing ini. Andaikan dunia setara dengan sayap nyamuk saja, niscaya orang kafir takkan diberi minum." (HR. Ibnu Majah, Hakim, Tirmidzi)


Tidak ada komentar: